Rajawaliborneo.com.   Pesisir Selatan, Sumatera Barat – Masyarakat Nagari Pancuang Taba, Kecamatan Bayang Utara, Kabupaten Pesisir Selatan, harus menghadapi risiko besar setiap kali melintasi jalan utama di daerah mereka. Kondisi jalan yang terban semakin hari semakin memprihatinkan dan mengancam keselamatan warga setempat. Minggu, ( 01/12/2024).

Dok. Jalan Nagari Pancuang Taba Bayang Utara Hadapi Bahaya Jalan Rusak Setiap Hari.

Sudah dua tahun, jalan menuju Nagari Pancuang Taba tidak mendapat perhatian dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUTR) Kabupaten Pesisir Selatan. Saluran air di badan jalan tidak diperbaiki, sementara gorong-gorong (crossing) tersumbat oleh material seperti kayu, sampah, batu, dan kerikil yang menumpuk. Di beberapa titik, jurang yang sangat dalam dan tebing curam memperburuk keadaan.

Baca juga : Jembatan Ambruk di Pesisir Selatan Belum Diperbaiki, Warga Kecewa

“Banyak kepala keluarga yang tinggal di Nagari Pancuang Taba dan Limau terpaksa melewati jalan berbahaya ini setiap hari karena ini satu-satunya akses ke Pasar Baru,” ungkap Andri, salah satu warga setempat.

Tidak hanya itu, jalan aspal yang sudah berlubang dan retak, serta berserakan kerikil tajam, membuat jalur ini semakin berisiko. Rambu-rambu peringatan bahaya seperti untuk tanjakan, tikungan, dan jalan berliku tidak tersedia, sementara pembatas jalan (loneng) di beberapa titik sudah runtuh.

Baca juga : Kondisi Jalan Lingkar Kenagarian Pasar Baru di Kabupaten Pesisir Selatan Memprihatinkan.

Penduduk yang mayoritas bekerja sebagai petani mengandalkan jalur ini untuk mengangkut hasil bumi mereka. “Jalan ini adalah urat nadi perekonomian kami,” tambah Andri.

Sementara itu, Kepala Dinas PUTR Kabupaten Pesisir Selatan, Yusvianti, S.T., M.Si., dan Kabid Bina Marga PUTR, Fahresi Eka Siska, S.T., M.T., belum memberikan keterangan resmi terkait permasalahan ini meskipun telah dihubungi oleh pihak media.

Kurangnya penerangan jalan umum juga menambah risiko, terutama pada malam hari. Selain rawan kecelakaan, wilayah ini juga berpotensi menjadi lokasi serangan binatang buas atau terkena dampak bencana alam.

Rajawaliborneo.com meninjau langsung lokasi jalan pada 29 November 2024 dan mendokumentasikan kondisi yang memprihatinkan ini. Hingga berita ini diturunkan, masyarakat berharap pemerintah segera bertindak dengan melakukan perbaikan rutin untuk memastikan keselamatan pengguna jalan.

“Kami merasa belum merdeka jika akses utama seperti ini tidak diperhatikan,” tegas seorang warga.

Pewaarta : Syamson.

error: Content is protected !!