Rajawaliborneo.com. Kubu Raya, Kalimantan Barat – Premanisme semakin hari semakin meresahkan,Bahkan Bandara Supadio yang merupakan daerah hukum ekklusif yang merupakan pangkalan TNI-AU dan ada Polsek KP3U saja tidak lepas dari praktek Premanisne, seperti peristiwa pada tanggal 3 Juli 2024 sekitar pukul 23.14 – 23.30 telah Pengancaman dan upaya Pemerasan yang dilakukan sekelompok orang yang tidak dikenal terhadap seorang Advokat yang bernama Chandra Kirana, S.H., pada Hari Rabu 3 Juli 2024, sekitar pukul 23 : 14 WIB di area pintu keluar pintu penumpang dan pintu keluar parkir Bandara Supadio Kuburaya yang dilakukan oleh 4-5 orang saat memberikan keterangan pada Media ini.
Kronoligi kejadian peristiwa Sebagai berikut, “Bahwa Anak saya yang yang datang ke bandara Supadio Kuburaya untuk menjemput, saya dan Istri, saat dipintu masuk area bandara menelpon istri mengatakan dihadang orang tidak dikenal dan tidak diizinkan masuk dengan mengatakan bahwa bandara sudah ditutup, padahal tidak ada istilah ditutup,selama ada masih ada aktifitas dan penumpang pesawat yang masih ada dibandara,ungkap Chandra yang dijuluki Advokat Jongos Rakyat tersebut”.
Dok. Vidio Keributan, Premanisme Marak di Kubu Raya “Advokat Chandra Kirana Diperas di Bandara Supadio”
“Chandra menambahkan, pada saat bersamaan itu ada satu orang yang mengendarai motor bebek dari dari arah pintu keluar lokasi bandara, ketempat saya duduk persis samping pintu keluar kedatangan penumpang dalam bandara, dan mengatakan pintu masuk sudah ditutup dan menanyakan ada bagasi bawaan tidak, dijawab ada oleh istri saya,” tutur Chandra.
Orang mengatakan akan membantu membawakan barang bawaan saya, istri saya setuju dan menggira betul bandara sudah ditutup dan menyangka orang tersebut merupakan petugas parkir bandara Supadio.
“Saya menolak karena pelaku tidak berseragam dan hanya memakai kaos oblong dan celana pendek. Saya mengatakan akan mendorong sendiri barang bawaan atau bagasi saya yang terdiri dari 1 tas Koper, 1 tas tangan, dan 4 kardus,” yang ada diataa troly,” beber Chandra.
Namun pelaku memaksa dengan menyebut bahwa itu merupakan aturan bandara,troly tidak boleh didorong kelokasi mobil saya.
Mendapat pemaksaan pelaku, saya agak marah dan merasa terlalu mengada-ada, saya sampaikan tidak ada aturan yang memaksa penumpang pesawat demikian,apalagi saya sudah dirugikan akibat delaynya penerbangan lebih 4 jam dari Jakarta pada penerbangan JT 716 Lion Air.
Tidak menerima dengan penegasan saya, Pelaku langsung turun dari motor dengan sikap kasar dan arogansi memaki anjing dan menyerang saya,saya menghindar dan mengingatkan pelaku untuk tidak bertindak gegabah sambil perkenal diri saya sebagai seorang Advokat.
Bukan menghentikan serangannya, justeru semakin brutal berusaha untuk kembali menyerang saya sambil berteriak memaki anjing,namun pelaku langsung dihalau dan ditahan oleh salah satu penumpang lain yang satu pesawat dengan saya.
Karena pelaku terus berusaha menyerang akhirnya saya memutuskan untuk menghadapinya ,lalu pelajy meninggalkan saya dan kembali naik motor sambil mengancam akan menghadang saya dipintu keluar bandara dengan kawan-kawannya untuk menghabisi saya, sambil memaki saya Anjing,” tuturnya.
Rupanya ancaman pelaku benar, bahwa pelaku dan kawan-kawannya ternyata menunggu didepan gerbang pintu parkir keluar bandara.
Sebelum sampai pintu keluar parkir bandara dari jauh saya sudah melihat ada 4-5 orang yang berjaga dikiri kanan pos pintu pembayaran parkir.
Saat anak saya membuka kaca mobil untuk bayar parkir, pelaku langsung menghardik, “ini bapak yang tadi”, mendengar hardikan tersebut saya langsung buka pintu mobil dan melompat turun.
Sambil membawa sebatang rotan untuk berjaga-jaga dan melakukan perlawanan bilamana saya diserang, seperti ancaman yang pelaku lakukan didalam bandara.
Saat saya turun pelaku dengan brutal menghampiri saya,dan hendak menyerang saya. Sambil menghindar saya sambil mengayunkan rotan yang saya pegang,namun saya tahan agar tidak mengenai pelaku
karena saya melihat ada satu teman pelaku melakukan perekaman dengan ponsel.
Melihat adanya perekaman, sayapun meminta anak dan istri saya untuk merekam kejadian untuk dijadikan bukti.
Akhirnya pelaku bukan menyerang, tapi melakukan penyerangan verbal dan memaki-maki anjing terhadap saya sambil memancing mendorong badannya kearah saya untuk memukulnya, disertai penghinaan terhadap profesi advokat saya,” terang Chandra.
Teman-temannya diam, dan saya minta mereka jangan gegabah, sementara pelaku yang saya tahu dari kawannya menyebut namanya bernama Ega terus memaki.
Bahkan saat saya kembali naik mobil pelaku kembali mendatangi dan memaki saya, ketika melihat anak saya memvideokan pelaku berlari kearah kemudi mobil anak saya.
Ada satu teman pelaku yang sempat memarahi pelaku karena tidak bisa dicegah untuk terus mengintimidasi dan memaki-maki saya.
saya sempat kembali melompat turun dan berjaga-jaga karena pelaku marah dan hendak menyerang anak saya yang memvideokan pelaku dari belakang setir kemudi mobil. Pelaku tidak melanjutkan niat untuk menyerang anak saya,karena dihalau oleh kawan-kawannya sendiri.
Setelah kejadian, saya menuju ke Polsek Sungai raya, oleh petugas piket poksek sungai raya diberitahu bahwa tempat kejadian berada diwilayah hujum polsek bandara Supadio yang jaraknya kurang lebih 100 meter dari lokasi kejadian, saya dikawal anggota piket Poksek Singai raya dan diantar ke Polsek Bandara.
Sesampai dipolsek bandara saya menceritakan kejadian yang saya alami. Dari keterangan salah satu petugas piket polsek bandara mengatakan benar bahwa bandara Bahkan jam 7 malam saja sudah ditutup pintu masuknya sejak tidak lagi menjadi bandara internasional.
Namun saat saya datang kebandara Supadio Untuk melaporkan kejadian yang saya alami keesokannya, saya diterima Sumardi Yoga, Staff OIC, mengatakan bandara tidak ada istilah buka atau ditutup. Selama ada kegiatan penerbangan diwilayah bandara dan selama masih ada penumpang yang belum keluar meninggalkan bandara,semua penjemput bisa masuk menjemput kedalam bandara. Kalau ada tanda kerucut dipintu masuk penjemput boleh membuka sendiri.
Namun yang sangat saya sesalkan pada saat kejadian tidak ada satupun petugas keamanan bandara Supadio,padahal teriakan dan hardikan pelaku sangat keras pada saat itu,apalagi suasana sudah sangat sunyi,tutur Ketua Umum Seknas KPPJustitia tersebut Mengakhiri.
Pewarta : Redaksi.