Rajawaliborneo.com, Pontianak Kalimantan Barat – Pengamat Herman Hofi mengatakan Menjelang pilkada ini banyak pihak terjangkit penyakit Narcissistic Personality Disorder (NPD) atau gangguan kepribadian narsistik adalah salah satu jenis gangguan mental di mana pengidapnya menganggap dirinya lebih baik dan lebih penting daripada orang lain, sehingga orang lain harus mengagumi, mencintai, dan membanggakannya. Sehingga berbuat semaunya, berkata semaunya, cendrung meremehkan orang lain dan bahkan tidak jarang hingga melanggar koridor hukum dan konstitusi 9 September 2024.
Padahal apa yang dianggapnya benar belum tentu benar adanya demikian juga sebalik nya. Oleh karena itu, jangan pernah menggangap diri paling benar yang dapat menjadi pemantik perpecahan dalam masyarakat.
Jelas terang Hofi lagi, Dalam tahun politik aloas menjelang pilkada ini banyak “abu jahal” dan “abu lahap” terus menerus menyebarkan tipu daya dan permusuhan untuk menjerumuskan kita warga kota/warga kalbar dalam permusuhan dan perpecahan.
Kita berharap Para elit lebih arif dan bijaksana dalam bertutur kata. Berikan pencerahan dalam bernalar. Masyarakat kalbar mempunyai harapan yang sama. Sama-sama mengharapkan pilkada tahun ini akan melahir pemimpin terbaik bagi masyarakat.
Tentu semua warga kalbar tidak menghendaki pilkada melahirkan luga, pilkada berakhir dengan gembira tampa tetesan Air mata. Sebentar lagi IKN akan mulai menggeliat tentu kalbar akan berimbas yang memiliki harapan sekaligus tantangan bagi kita warga kalbar akan memasuki era baru dalam persaingan untuk itu kita membutuhkan pemimpin yang visioner dan revolusioner dalam berfikir dan bertindak. Namun jauh lebih penting dari semua itu kita tetap menjaga keharmonisan. Ketika ada pihak yang akan memecahbelah abaikan jangan dengarkan ucapan bernada provokasi .
“Ingatlah saudara ku, keamanan dan keharmonisan adalah pintu menuju kemajuan dan berakhir pada kebahagiaan,” cetus Dr. Herman Hofi Munawar.
Pewarta : Dd.