Rajawaliborneo.com. Sumatera Barat- Kabupaten Pesisir Selatan, Masyarakat Kecamatan Koto XI Tarusan mengkritik keras penggalian pipa air untuk PDAM di Kabupaten Pesisir Selatan, yang berada di bawah kewenangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumbar. Proyek penggalian sepanjang Jalan Nasional Padang – Painan, dari KM 42 sampai Pasar Tarusan, yang dikerjakan oleh kontraktor PT Radinal Putra Mandiri, dinilai tidak profesional. Hal ini terkait dengan banyaknya keluhan masyarakat akibat kerusakan bahu jalan yang sudah miring dan retak-retak, serta kondisi galian yang belum dipadatkan.
Dok. Foto truck Amblas di lokasi akibat tanah Retak-retak Akibat Bekas Galian Pipa.
Penggalian pipa seharusnya dilakukan sesuai dengan pedoman yang diizinkan oleh BPJN Wilayah Sumbar, dengan ketentuan kedalaman galian minimal 150 cm dan jarak penggalian dari bibir badan jalan 0,50 s/d 1,00 meter. Namun, ketentuan tersebut tampaknya tidak terpenuhi.
Masyarakat menyoroti tajam pekerjaan penggalian perpipaan PDAM SPAM IKK Air Sonsang, yang kini sedang berlangsung di sepanjang Jalan Nasional Padang – Painan. Keluhan warga paling banyak muncul terkait bekas galian yang belum dipadatkan, yang diduga telah merusak pasangan batu yang ada dan menyebabkan saluran drainase tersumbat.
Akibatnya, badan Jalan Nasional ruas Padang – Painan mengalami kemiringan dan retak-retak. Bekas galian yang berlubang nyaris menyebabkan kendaraan umum, seperti Bus MPM, terperosok pada pagi hari karena tanah belum dipadatkan. Padahal, jalan tersebut baru saja digali oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumbar untuk pemasangan pipa yang sama.
Galian ini juga menyebabkan penyempitan ruas jalan, terutama di lokasi yang saat ini masih berlangsung penggalian. Hingga Selasa, 30 Juli malam, para pekerja masih menggali lubang di pinggir jalan di sekitar Crossing Irigasi Nagari Duku Utara, meskipun hujan.
Mengingat potensi bahaya tersebut, masyarakat sangat mengkhawatirkan proyek ini dan menegaskan pentingnya pelaksanaan yang profesional. Tidak hanya kecepatan proses yang harus diperhatikan, tetapi juga keselamatan pengendara dan pengguna jalan. Masyarakat meminta agar lubang bekas galian ditutup dan diperbaiki dengan kokoh seperti semula. “Bukan berarti kami tidak butuh air bersih,” ungkap masyarakat. “Mencegah lebih baik daripada mengobati.”
Pejabat Pembuat Komitmen Proyek Perpipaan SPAM IKK Air Sonsang sudah berulang kali dihubungi oleh awak media ini, namun belum memberikan tanggapan.
Pewarta : Syamson.