Rajawaliborneo.com.Purwakarta,Jabar-Seorang wartawan asal Purwakarta mengaku dapatkan tindakan tak patut dari Direktur Utama PDAM Purwakarta saat lakukan konfirmasi terhadap yang bersangkutan pada hari Rabu (27/3/2024).
Berawal dari adanya informasi yang memerlukan tanggapan dari pejabat PDAM Purwakarta, awak media Bramastanews.com kemudian menghubungi kontak Direktur Utama PDAM, namun bukannya mendapatkan tanggapan sesuai yang dipertanyakan, sang Direktur malah mengajak berkelahi.
Padahal isi chat permohonan tanggapan awak media saat menghubungi yang bersangkutan disampaikan dengan nada santun, namun malah dapatkan balasan yang tak diduga.
Hal tersebut disampaikan Gunawan, salah satu awak media Bramastanews.com pada 28/3/2024 melalui sambungan selulernya.
Sehingga awak media sontak pertanyakan, apakah nomor yang memberikan balasan chat tersebut benar nomor kontak sang Direktur atau bukan.
Selang beberapa waktu, ternyata nomor tersebut menghubungi awak media melalui sambungan seluler WhatsApp, saat diangkat ternyata orang yang melakukan panggilan membenarkan jika dirinya adalah Direktur Utama PDAM Purwakarta.
Dalam percakapan yang disampaikan, terkesan kuat jika sang Direktur kembali pertunjukkan sikap arogannya dengan mengaku sebagai wartawan, dengan nada kasar serta terkesan mengancam Riyan seolah mendikte awak media yang lakukan konfirmasi tersebut.
Sikap serta etika bagi seorang pimpinan Perusahaan yang notabene sebagian sahamnya merupakan saham milik pemerintah, seharusnya respon terhadap kegiatan jurnalis, apapun alasan nanti yang akan jadi pembelaan dirinya, sikap dan arogansi serta sikap tak pantas lainnya tak patut keluar dari dirinya yang menjabat sebagai Pimpinan Utama di Perusahaan Daerah tersebut.
Saat mengaku sebagai wartawan, Integritas Dirut malah dipertanyakan, sebab wartawan adalah orang yang melakukan tugas jurnalistik secara teratur dan terus menerus.
Sedangkan yang bersangkutan memiliki posisi sebagai Direktur Utama yang miliki tanggungjawab tidak ringan dalam kelola perusahaan Daerah tersebut.
Akankah apa yang disampaikan olehnya sesuai kenyataan, bahwa disaat yang sama bertindak sebagai Pengawas kebijakan dan pelaku kebijakan.
Lantas bagaimana logika dan cara untuk bisa menerima kondisi seperti itu, sedangkan posisi Dirut pasti disibukkan dengan berbagai persoalan perusahaan.
Bila benar adanya Dirut merangkap sebagai wartawan, bisa dipastikan kinerja yang bersangkutan dalam mengelola PDAM akan terganggu oleh aktivitas jurnalisnya.
Ataukah pengakuan dirinya sebagai wartawan merupakan upaya dirinya dengan menjadikan profesi wartawan sebagai “tameng” agar tak tersentuh awak media lain saat ada persoalan.
Redaksi.